BIT CONTROL

TUJUAN

  1. Dapat membuat diagram ladder untuk suatu sistem
  2. Dapat mengimplementasikan ladder diagram suatu sistem menggunakan Machine Simulator.
  3. Dapat menggunakan Bit Contol dalam membuat ladder diagram.

DASAR TEORI

PLC merupakan sebuah alat untuk mengendalikan suatu kontroller yang digunakan untuk mengendalikan suatu sistem yang lumayan besar. perbedaan antara mikrokontroller dengan PLC adalah dalam hal jumlah daya yang dikeluarkan, kecepatan pemrosesan data, dan kemampuan untuk mengatur sebuah sistem yang dikendalikan. Untuk dapat membuat PLC mengerjakan fungsi yang diinginkan maka PLC perlu diberi perintah terlebih dahulu.

Untuk mengimplementasikan atau menggunakan PLC yang sudah terisi suatu perintah untuk menjalankan beberapa fungsi, perlu adanya suatu sistem yang nyata dan dapat dihubungkan dengan PLC. Untuk membuat sistem yang dapat menjalankan fungsi dari PLC perlu usaha yang besar dan biaya yang tidak sedikit. Namun, seiring dengan perkembangan teknologi kita sudah dapat melakukan simulasi untuk mengetest sistem dari PLC menggunakan suatu simulator yaitu Machines Simulator.

Machines simulator merupakan suatu aplikasi simulator yang dibuat oleh perusahaan Nirtec yang dapat digunakan untuk mengetest PLC untuk suatu sistem seperti Conveyer Apel yang akan dibahas pada praktikum kali ini yang tersedia di dalam Machines Simulator. yang perlu dilakukan adalah menyambungkan PLC dengan Komputer yang mempunyai aplikasi Machines simulator dan sesuaikan sistem yang ada di Machines Simulator dengan sistem yang ada di PLC sehingga PLC dapat melakukan fungsinya sesuai dengan ladder diagram yang telah diupload.

Dengan Machines Simulator kita dapat melakukan simulasi dan trial error tanpa harus memiliki suatu sistem yang nyata terlebih dahulu sehingga dapat menghemat biaya, tenaga, dan waktu.

  • Pengertian Instruksi SET

Kita ketahui dahulu bagaimana untuk simbol instruksi SET sebagai berikut
.Pengertian Instruksi SET

Dari simbol tersebut menerangkan sebuah instruksi SET bekerja jika ada input dan memberikan alamat B sebagai output dari SET tersebut.

Dapat diperjelas dengan grafik berikut ini.
Pengertian Instruksi SET

Gambar diatas menerangkan bahwa SET akan menghidupkan bit operan ketika kondisi eksekusi ON, dan tidak mempengaruhi status bit operan ketika kondisi eksekusi OFF. Gunakan RSET untuk mematikan alamat yang telah ON dengan SET.

Jadi , fungsi set ini akan bekerja sekali maksudnya ketika memberikan input pada instruksi SET, maka addres B akan ON meskipun inputnya tadi OFF alamat B ini akan ON terus sampai perintah Reset dengan alamat B yang sama.

  • Pengertian Instruksi RSET

RSET adalah sebuah perintah untuk mereset dari perintah SET jadi ada hubunganya, seperti remote dan lokal tetapi ini adalah sebuah instruksi RSET.

Berikut simbol dari RSET.

Pengertian Instruksi RSET

RSET bekerja ketika mendapat sebuah inputan kemudian diproses untuk mereset address B yang semulanya adalah Bit 1 akan menjadi Bit 0 begitu prinsip kerjanya.

Dapat diperjelas dengan grafik berikut.
Pengertian Instruksi RSET

RSET mengubah operan bit OFF ketika kondisi eksekusi ON, dan tidak mempengaruhi status bit operan ketika kondisi eksekusi OFF. Gunakan SET untuk menghidupkan sedikit yang telah dimatikan dengan RSET.

  • Pengertian DIFU (Different UP)

DIFU atau bisa disebut dengan Different Up adalah sebuah instruksi untuk mengubah sebuah nilai operant (bit) dalam 1 siklus atau pulse.
1 siklus artinya hanya on dari kiri ke kanan dalam sebuah ledder sesaat saja, menyatakan hasil dari operator logis (instruksi) seperti AND, OR, dan BUKAN sebagai sinyal biner (ON / OFF). Jadi DIFU untuk mendeteksi adanya nilai OFF ke ON.

  • Pengertian DIFD (Different Down)

Untuk Different Down atau DIFD itu sama halnya dengan DIFU karena perbedaanya hanya di UP dan di Down akan saya jelaskan.
Seperti Push button jika kita menombol maka akan menyala itu adalah DOWN ketika tombol kebawah.
Jika push button dilepas maka akan kembali keatas lah disitulah DIFU ( UP ), gampangkan untuk sebuah logikanya itu menurut saya. Jadi DIFD untuk mendeteksi adanya nilai dari ON ke OFF.

DATA HASIL

Ladder diagram konveyer apel
Ladder diagram garasi

PEMBAHASAN

Dalam membuat suatu ladder diagram terdapat beberapa instruksi yang digunakan untuk menjalankan PLC, instruksi yang digunakan yaitu input dan output. Pengkombinasian input dan output ini nantinya dapat menjadi suatu fungsi intruksi yang dibutuhkan.

Fungsi instruksi sangat dibutuhkan penggunaannya dalam membuat suatu ladder diagram untuk menyelesaikan suatu masalah tertentu sesuai kebutuhan. Salah satu contoh fungsi dalam ladder diagram ialah fungsi self-holding dimana output dari suatu baris ladder diagram di OR-kan dengan input pada baris tersebut dan rangkaian akan berjalan terus sampai ada fungsi untuk menginterupsinya.

Beberapa fungsi intruksi tersebut adalah :

  • SET : Digunakan sebagai pengganti rangkaian self-holding
  • RSET : Digunakan untuk menginterupsi (mematikan) intruksi SET
  • DIFU : Akan aktif selama beberapa detik ketika mendeteksi adanya perubahan nilai dari 0 ke 1 (LOW ke HIGH)
  • DIFD : Akan aktif selama beberapa  detik ketika mendeteksi adanya perubahan nilai dari 1 ke 0 (HIGH ke LOW)

Beberapa instruksi di atas digunakan dalam ladder diagram pada praktikum kali ini, yaitu mensimulasikan PLC pada program packing apel dan pintu garasi. Pada program packing apel instruksi SET digunakan untuk menggantikan rangkaian self-holding work area, konveyor apel, dan konveyor box. Kemudian instruksi RSET digunakan untuk menghentikan proses dari work area, konveyer apel, dan konveyor box yang sebelumnya menggunakan instruksi SET.  Terakhir instruksi DIFU digunakan untuk mendeteksi sensor box aktif dan akan mengaktifkan konveyor apel.

Pada ladder diagram program pintu garasi, instruksi yang digunakan yaitu SET dan RSET. Instruksi SET digunakan untuk mengaktifkan motor buka yang akan aktif saat tombol buka ditekan dan mengaktifkan motor tutup ketika tombol tutup ditekan. Kemudian instruksi RSET digunakan untuk menghentikan proses dari motor buka dan motor tutup ketika tombol stop ditekan.

KESIMPULAN

Suatu instruksi sangat dibutuhkan dalam membuat ladder diagram untuk program PLC. Rangkaian instruksi dapat dibentuk dari beberapa instruksi yang dirangkai sedemikian rupa sesuai kebutuhan. Fungsi instruksi ini dapat memudahkan dalam pemrograman PLC, karena ketika fungsi instruksi diakses maka akan terdapat fungsinya masing-masing tanpa harus merangkai beberapa instruksi untuk membuat suatu fungsi.

Dalam membuat suatu ladder diagram yang digunakan untuk memprogram suatu PLC, keefektifan dari suatu ladder diagram akan mempunyai pengaruh yang besar diantaranya akan memudahkan dalam proses troubleshooting ketika memprogram suatu PLC. Dalam PLC terdapat Bit Control yang akan membuat program akan lebih efektif lagi, diantaranya adalah instruksi SET, RSET, DIFU, dan DIFD.

DAFTAR PUSTAKA

IEBHE (3 Oktober 2009). Apa itu PLC dan Apa Fungsinya. Dikutip 1 September 2019 dari ndoware :https://ndoware.com/apa-itu-plc.html

Wicaksono, Handy (2009). Programmable Logic Control Teori, Pemrograman, dan Aplikasinya dalam sistem otomasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
http://www.mouser.com/ds/2/307/-532345.pdf

https://www.plcdroid.com/2019/03/plc-omron-instruksi-set-rset-set-reset.html

https://www.plcdroid.com/2019/03/DifferentUpDifferentDown.html

SIMULASI PLC (MACHINES SIMULATOR)

TUJUAN

  1. Dapat membuat ladder diagram untuk mengendalikan suatu alat
  2. Dapat mengimplementasikan ladder diagram yang dibuat menggunakan Machines Simulator

DASAR TEORI

PLC merupakan sebuah alat untuk mengendalikan suatu kontroller yang digunakan untuk mengendalikan suatu sistem yang lumayan besar. perbedaan antara mikrokontroller dengan PLC adalah dalam hal jumlah daya yang dikeluarkan, kecepatan pemrosesan data, dan kemampuan untuk mengatur sebuah sistem yang dikendalikan. Untuk dapat membuat PLC mengerjakan fungsi yang diinginkan maka PLC perlu diberi perintah terlebih dahulu.

Untuk mengimplementasikan atau menggunakan PLC yang sudah terisi suatu perintah untuk menjalankan beberapa fungsi, perlu adanya suatu sistem yang nyata dan dapat dihubungkan dengan PLC. Untuk membuat sistem yang dapat menjalankan fungsi dari PLC perlu usaha yang besar dan biaya yang tidak sedikit. Namun, seiring dengan perkembangan teknologi kita sudah dapat melakukan simulasi untuk mengetest sistem dari PLC menggunakan suatu simulator yaitu Machines Simulator.

Machines simulator merupakan suatu aplikasi simulator yang dibuat oleh perusahaan Nirtec yang dapat digunakan untuk mengetest PLC untuk suatu sistem seperti Conveyer Apel yang akan dibahas pada praktikum kali ini yang tersedia di dalam Machines Simulator. yang perlu dilakukan adalah menyambungkan PLC dengan Komputer yang mempunyai aplikasi Machines simulator dan sesuaikan sistem yang ada di Machines Simulator dengan sistem yang ada di PLC sehingga PLC dapat melakukan fungsinya sesuai dengan ladder diagram yang telah diupload.

Dengan Machines Simulator kita dapat melakukan simulasi dan trial error tanpa harus memiliki suatu sistem yang nyata terlebih dahulu sehingga dapat menghemat biaya, tenaga, dan waktu.

DATA HASIL

Ladder Diagram

Flag Diagram

PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini, kegiatan yang dilakukan adalah mensimulasikan program PLC (Ladder Diagram) dengan Machines Simulator. Program yang akan dibuat adalah ladder diagram untuk menjalankan sistem konveyer apel yang digunakan untuk memasukkan jumlah apel yang diinginkan ke dalam kotak.

Langkah pertama yang harus dilakukan ialah membuat rangkaian self-holding untuk tombel power. Rangkaian ini berfungsi agar ketika tombol start ditekan maka sistem akan berjalan terus hingga tombol stop ditekan. Lalu untuk langkah selanjutnya, dapat dibuat ladder diagram dengan mengikuti flag diagram pada gambar kedua.

Langkah berikutnya ialah membuat rangkaian agar conveyer box berjalan dan berhenti di suatu posisi (ditandai dengan aktifnya sensor box). Kemudian ketika sensor box aktif dan conveyer box berhenti hal yang selanjutnya dilakukan oleh sistem tersebut adalah menjalankan conveyer apel dan jika sudah mencapai jumlah tertentu (dalam praktikum kali ini berjumlah 3) maka conveyer apel akan berhenti dan conveyer box akan berjalan lagi setelah 3 detik (dibuat rangkaian menggunakan timer). Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi apel yang jatuh sebelum dapat masuk ke dalam box. Jumlah apel akan dihitung dengan sensor apel yang diletakkan di ujung conveyor apel. Pada ladder diagram digunakan rangkaian menggunakan counter yang diset untuk menghitung 3 apel dan selanjutnya counter conveyor apel akan tereset setelah conveyor tidak aktif (tidak mendeteksi adanya box di depan sensor). Setelah box melewati sensor box maka sistem akan berjalan dari awal lagi.

KESIMPULAN

Kegiatan pada praktikum kali ini ialah mensimulasikan program ladder diagram untuk PLC dengan menggunakan Machines Simulator. Machines Simulator sendiri dapat langsung disambungkan ke PLC sehingga dapat dilihat kerja dari suatu PLC dalam suatu sistem yang sedang berjalan.

Sistem yang akan digunakan dalam simulasi PLC kali ini adalah conveyer apel yang digunakan untuk memaketkan apel ke dalam box kayu yang tersedia dengan jumlah tertentu. Dalam simulasi ladder diagram yang dibuat didapatkan hasil yang memuaskan dikarenakan sistem dapat berjalan tanpa masalah. Untuk membuat program yang digunakan dalam sistem tersebut perlu dilakukan beberapa kali troubleshooting dan trial error untuk mendapatkan hasil yang bekerja dengan baik dan tanpa masalah.

REFERENSI

IEBHE (3 Oktober 2009). Apa itu PLC dan Apa Fungsinya. Dikutip 1 September 2019 dari ndoware :https://ndoware.com/apa-itu-plc.html
Wicaksono, Handy (2009). Programmable Logic Control Teori, Pemrograman, dan Aplikasinya dalam sistem otomasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
http://www.mouser.com/ds/2/307/-532345.pdf

 

LAPORAN PRAKTIKUM PLC 2

CX-PROGRAMMER DAN CX-DESIGNER

TUJUAN PRAKTIKUM

  • Memahami CX-Programmer dan CX-Designer
  • Memahami cara mengintegrasikan CX-Designer dan CX-Programmer
  • Memahami cara mengintegrasikan CX-Programmer, CX-Designer, dan PLC

DASAR TEORI

PLC merupakan sebuah alat untuk mengendalikan suatu kontroller yang digunakan untuk mengendalikan suatu sistem yang lumayan besar. perbedaan antara mikrokontroller dengan PLC adalah dalam hal jumlah daya yang dikeluarkan, kecepatan pemrosesan data, dan kemampuan untuk mengatur sebuah sistem yang dikendalikan. Untuk dapat membuat PLC mengerjakan fungsi yang diinginkan maka PLC perlu diberi perintah terlebih dahulu.

Untuk memberikan perintah ke PLC, kita tidak bisa melakukan hal yang sama seperti memberikan perintah ke mikrokontroller. Jika dalam mikrokontroller kita memberikan perintah dengan cara memasukan (mengupload) data dalam bentuk suatu kode pemrograman dalam bahasa pemrograman tertentu, maka PLC memiliki cara yang berbeda untuk memberikan atau memasukan perintah ke PLC. PLC akan melakukan suatu fungsi yang diinginkan jika kita memasukan perintah berupa ladder diagram. Ladder diagram merupakan suatu bentuk pemrograman untuk PLC yang berisi tentang perintah yang harus dijalankan PLC. Untuk dapat memasukan Ladder diagram ke PLC maka perlu adanya perantara yang dapat mengubah data dari ladder diagram untuk dimasukkan ke memori PLC untuk dijalankan. Aplikasi yang dapat menjadi perantara tersebut adalah CX-Programmer.

CX-Programmer merupakan suatu aplikasi untuk membuat ladder diagram dan juga memuat fungsi-fungsi lainnya yang berkaitan tentang PLC seperti menghubungkan PLC dengan komputer, simulasi ladder diagram, dan dapat membuat ladder diagram yang nantinya diupload ke PLC. Agar fungsi dari ladder diagram itu bisa dikendalikan maka perlu suatu interface yang dapat digunakan untuk mengendalikan fungsi dari ladder diagram yang telah dibuat. Untuk itu diperlukanlah CX-Designer.

CX-Designer adalah aplikasi yang digunakan untuk membuat interface yang terhubung dengan CX-Programmer untuk dapat mengendalikan fungsi yang terdapat dalam ladder diagram yang telah dibuat. Selain itu CX-Designer juga dapat mensimulasi hasil yang telah dibuat dan terhubung dengan CX-Programmer sebagai sumber data yang terkait fungsi dalam ladder diagram.

METODE EKSPERIMEN

  1. Praktikan menyalakan komputer dan membuka aplikasi CX Programmer
  2. Praktikan menyalin diagram tangga yang ditampilkan
  3. Praktikan mengintegerasikan CX Programmer dan CX Designer
  4. Laporkan hasil ke asisten

DATA HASIL PRAKTIKUM

Gambar 1 Ladder Diagram

Gambar 2 Interface HMI

 

PEMBAHASAN

Pada praktikum  kali ini terdapat sebuah fungsi yang diintepretasikan dalam Ladder diagram di CX-Programmer. Beberapa input telah disusun satu sama lain untuk menghasilkan sebuah output yang sedemikian rupa. Dalam praktikum kali ini digunakan tipe I/O yang sedikit berbeda dari praktikum sebelumnya. Jika biasanya tipe area Input/Output itu merupakan Common I/O Area, maka terdapat area baru yaitu work area yang berguna sebagai bit kerja.

Selanjutnya ialah menghubungkan CX-Programmer ke  CX-Designer. Setelah dipastikan terhubung maka CX-Designer dapat digunakan sebagai interface output dari apa yang ada pada Ladder diagram CX-Programmer. Jika ingin menghubungkan ke PLC, cukup memilih tab “connect to PLC”, tetapi jika tidak maka cukup hubungkan CX-Designer dengan CX-Programmer saja.

KESIMPULAN

Aplikasi CX-Designer dan CX-Programmer ini dapat diintegrasikan untuk menampilkan interface dari PLC. Pada CX-Programmer kita dapat membuat ladder diagram dan menkonfigurasi alamat setiap input outputnya. CX-Designer merupakan aplikasi yang digunakan untuk membuat interface yang akan mengendalikan setiap input dan menampilkan output pada ladder diagram. Hal ini sebenarnya masih dapat dilanjutkan, yaitu dengan mengintegrasikannya dengan PLC, namun pada praktikum kali ini terdapat hambatan berupa komunikasi serial yang error.

DAFTAR PUSTAKA

IEBHE (3 Oktober 2009). Apa itu PLC dan Apa Fungsinya. Dikutip 1 September 2019 dari ndoware :https://ndoware.com/apa-itu-plc.html
Wicaksono, Handy (2009). Programmable Logic Control Teori, Pemrograman, dan Aplikasinya dalam sistem otomasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
http://www.mouser.com/ds/2/307/-532345.pdf

LAPORAN PRAKTIKUM PLC 1

PENGENALAN PLC

1. TUJUAN PRAKTIKUM

  • Memahami pengertian PLC
  • Mampu menggunakan CX-Programmer untuk pemrograman PLC
  • Mampu menggunakan perangkat PLC

2. DASAR TEORI

PLC memiliki kepanjangan yaitu Programmable Logic Controller. PLC adalah komputer elektronik yang mudah digunakan (user friendly) yang memiliki fungsi kendali untuk berbagai tipe dan tingkat kesulitan yang beraneka ragam.

Definisi Programmable Logic Controller menurut Capiel (1982) adalah sistem elektronik yang beroperasi secara digital dan didesain untuk pemakaian di lingkungan industri, dimana sistem ini menggunakan memori yang dapat diprogram untuk penyimpanan secara internal instruksi-instruksi yang mengimplementasikan fungsi-fungsi spesifik seperti logika, urutan, perwaktuan, pencacahan dan operasi aritmatik untuk mengontrol mesin atau proses melalui modul-modul I/O digital maupun analog.Fungsi PLC dalam lapangan sangatlah luas penggunaannya. Namun dalam prakteknya fungsi PLC dapat dibagi secara umum dan khusus.

Secara umum fungsi PLC adalah sebagai berikut:

  1. Sekuensial Control. PLC memproses input sinyal biner menjadi output yang digunakan untuk keperluan pemrosesan teknik secara berurutan (sekuensial), disini PLC menjaga agar semua step atau langkah dalam proses sekuensial berlangsung dalam urutan yang tepat.
  2. Monitoring Plant. PLC secara terus menerus memonitor status suatu sistem (misalnya temperatur, tekanan, tingkat ketinggian) dan mengambil tindakan yang diperlukan sehubungan dengan proses yang dikontrol (misalnya nilai sudah melebihi batas) atau menampilkan pesan tersebut pada operator.

Sedangkan fungsi PLC secara khusus adalah dapat memberikan input ke CNC (Computerized Numerical Control). Beberapa PLC dapat memberikan input ke CNC untuk kepentingan pemrosesan lebih lanjut. CNC bila dibandingkan dengan PLC mempunyai ketelitian yang lebih tinggi dan lebih mahal harganya. CNC biasanya dipakai untuk proses finishing, membentuk benda kerja, moulding dan sebagainya.

3. LADDER DIAGRAM

Ladder Diagram atau diagram tangga adalah skema khusus yang biasa digunakan untuk mendokumentasikan sistem logika kontrol di lingkungan industri. Ladder Diagram berfungsi sebagai metoda pemrograman dalam PLC, ini digunakan untuk memberikan instruksi yang diinginkan ke dalam perangkat PLC.

Ladder diagram

Ladder diagram di atas digunakan untuk memberikan perintah yang bekerja dengan logika boolean.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini, digunakan aplikasi CX-Programmer. CX-Programmer merupakan sebuah aplikasi yang berfungsi untuk membuat suatu perintah ladder diagram yang nantinya digunakan untuk memprogram suatu perangkat PLC sesuai kebutuhan. Dalam CX-Programmer terdapat 2 perintah yaitu input dan output. Pada perintah input terdapat 2 jenis keadaan yaitu, Normally Open (NO) dan Normally Close (NO). Dengan mengimplementasikan teori pada kedua keadaan input maka dapat dibuat ladder diagram seperti pada contoh diatas.

Ketika ladder diagram selesai dibuat maka untuk membuat PLC dapat bekerja dengan ladder diagram yang dibuat yaitu dengan cara menyambungkan perangkat PLC ke perangkat PC melalui slot pheripheral. Setelah menyambungkan kabel slot tersebut, hal yang selanjutnya dilakukan adalah membuat perangkat PLC dan PC terhubung yaitu dengan cara meng-klik tab “PLC” kemudian pilih “Work Online”.

Setelah itu akan muncul notifikasi pada PC, yang meminta konfirmasi untuk menghubungkan PLC dan mengupload program ke perangkat PLC, tekan OK. Tunggu beberapa saat sampai program dalam CX-Programmer selesai terupload. Ketika program sudah selesai terupload maka PLC akan masuk ke monitor mode. Untuk mengetahui apakah program PLC bekerja dengan baik maka dapat dilakukan perubahan kondisi pada input dan melihat hasil outputnya.

Pada baris pertama ladder diagram bekerja dengan logika boolean A=A, dimana ketika input pada baris pertama yang merupakan normally open diberi logika 1 maka akan menghasilkan output 1, berlaku juga sebaliknya. Baris kedua terdapat input NOT yang diimplementasikan dengan saklar normally close, ladder diagram ini bekerja dengan logika boolean NOT dimana hasil output merupakan kebalikan dari inputnya, jika input diberi logika 1 maka akan menghasilkan output 0, berlaku juga sebaliknya. Baris ketiga bekerja dengan logika OR dimana dihasilkan dari output salah satu inputnya, dengan cara menggabungkan saklar normally open dengan saklar normally close dan di OR kan dengan hasil outputnya sendiri.

5. KESIMPULAN

PLC merupakan suatu perangkat yang berfungsi sebagai controller  untuk menjalakan sebuah perintah yang kompleks dan besar. PLC sering digunakan dalam sistem industri dan bekerja sebagai otomasi industri, hal ini dikarenakan dalam otomasi industri dibutuhkan perangkat yang kuat dan kokoh.

Untuk dapat menjalankan PLC sesuai yang dibutuhkan maka dapat digunakan CX-Programmer untuk memberikan instruksi sesuai yang dibutuhkan. Dalam CX-Programmer ini terdapat ladder diagram yang dapat disebut sebagai program yang kemudian dapat diupload kedalam perangkat PLC untuk memberikan perintah pada perangkat PLC sesuai yang dibutuhkan.

 

DAFTAR PUSTAKA

  • https://ndoware.com/apa-itu-plc.html
  • https://www.edukasielektronika.com/2016/05/pengertian-dan-definisi-plc.html
  • http://elmecon-mk.com/article/apa-itu-ladder-diagram-dalam-plc-programming/